International Cocoa Organization (ICCO) baru-baru ini merilis laporan terbaru mengenai stok kakao global 2021, termasuk negara pengimpor, negara pengekspor, produsen, stok sisa, dan total stok global. Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
30 September 2021 | 30 September 2020 | 30 September 2019 | |
Stok di negara-negara pengimpor kakao | 1,106 | 987 | 1,011 |
Stok di negara-negara pengekspor kakao | 256 | 171 | 215 |
Saham produsen | 95 | 75 | 77 |
Meneruskan stok | 107 | 81 | 83 |
Total saham global | 1,764 | 1,315 | 1,385 |
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa total stok kakao global pada tahun 2021 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 449.000 ton, atau meningkat sebesar 34,14%. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan produksi kakao di Pantai Gading dan Ghana pada tahun 2021 dan penurunan permintaan konsumsi kakao global akibat wabah.
Produksi kakao global stabil pada tahun 2020/21, dengan produksi melonjak sekitar 10% ke level tertinggi sepanjang masa sebesar 5,2 juta ton. Kondisi iklim yang mendukung di Afrika Barat telah meningkatkan produksi di dua produsen kakao terbesar di dunia, Pantai Gading dan Ghana, serta Nigeria.
Selain itu, wabah COVID-19 diperkirakan akan terus berdampak pada permintaan kakao. Dalam beberapa bulan terakhir, banyak negara dan wilayah masih mengalami gelombang baru wabah virus corona dan memberlakukan kembali pembatasan sosial. Economist Intelligence Unit memperkirakan bahwa konsumsi kakao pada tahun 2020/21 akan berangsur-angsur pulih dari penurunan konsumsi sebesar 3,9% di tahun 2019/20, dengan peningkatan hanya sebesar 0,9%.
Tiga negara penghasil kakao terbesar di dunia, Pantai Gading, Ghana, dan Nigeria, diperkirakan akan mengalami penurunan produksi karena cuaca, yang mempengaruhi produksi kakao global.
Meskipun pasar memperkirakan produksi kakao global akan menurun tahun ini, persediaan yang lebih tinggi akan terus membebani harga kakao berjangka.