Biji kakao memiliki rasa yang berbeda di berbagai tempat, dan asal utamanya terkonsentrasi di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Barat, dan Asia Tenggara. Jadi, ada berapa jenis biji kakao? Kebanyakan orang menganggap biji kakao dibagi menjadi tiga varietas utama: Criollo, Forastero, dan Trinitario.
1. Criollo
Criollo adalah kakao terbaik, dengan aroma yang kuat, rasa yang sedikit pahit, dan polongnya berwarna merah saat matang. Namun, dibandingkan dengan varietas lainnya, kakao ini memiliki ketahanan yang lemah terhadap hama dan penyakit serta sulit dibudidayakan, sehingga produksinya langka, hanya menyumbang 5% dari total produksi global. Biji kakao Criollo memiliki kualitas tinggi dan aroma yang unik, sehingga menjadi pilihan utama para pembuat cokelat terkemuka.
Terutama ditanam di Venezuela, Karibia, Madagaskar, Jawa, dan tempat-tempat lain.
2. Forastero
Forastero memiliki rasa yang pedas, pahit dan asam, dan buahnya menguning saat matang. Forastero setara dengan biji kopi Robusta, dan terutama digunakan untuk memproduksi cokelat populer biasa; Forastero memiliki ketahanan yang kuat terhadap hama dan penyakit serta memiliki hasil panen tertinggi, menyumbang sekitar 80% produksi global.
Forastero berasal dari Amazon, dan saat ini dibudidayakan dalam jumlah besar di Afrika Barat, Malaysia, Indonesia, Brasil, dan tempat-tempat lainnya. Biji kakao ini membutuhkan pemanggangan yang kuat untuk menutupi kekurangan rasa, yang menyebabkan sebagian besar cokelat hitam memiliki aroma gosong.
3. Trinitario
Trinitario adalah hibrida dari keduanya, dan polongnya berwarna menengah saat matang, dan dinamai sesuai dengan nama yang dikembangkan di pulau Trinidad. Trinitario, yang menggabungkan kekuatan dari dua biji kakao pertama, digunakan untuk menghasilkan cokelat berkualitas tinggi. Karena hanya kedua biji kakao ini yang dapat memberikan keasaman, keseimbangan, dan kerumitan cokelat berkualitas tinggi. Trinitario menyumbang sekitar 80% dari produksi dunia, dan distribusi asalnya sama dengan Criollo. Seperti Criollo, Trinitario dianggap sebagai harta karun kakao.
Biji kakao Afrika menyumbang sekitar 65% dari total produksi biji kakao dunia, yang sebagian besar dibeli oleh Amerika Serikat dalam bentuk kontrak berjangka, tetapi sebagian besar biji kakao Afrika adalah Forastero, yang hanya dapat digunakan untuk memproduksi cokelat biasa dan populer; sementara produsen cokelat berkualitas tinggi Eropa memilih biji terbaik dari perkebunan kakao berkualitas tinggi, dan beberapa bahkan memiliki perkebunan sendiri.